Rabu, 01 November 2017

Kajian Film Perfume dengan Kritisisme Psikoanalisis

Oleh : Yeni Yulia Andriani
Sastra Indonesia
Universitas Jenderal Soedirman
F1G009011





Dia bisa menguasai dunia ini dengan sebotol kecil parfum yang dikantonginya. Hanya sebotol kecil, tidak sampai setengah liter. Hanya dengan itu saja orang-orang akan memujanya dimanapun dia berada. Padahal dia hanya seorang remaja kurus, miskin, yang sudah membunuh 25 perempuan muda dan cantik karena kegilaannya dan karena indera penciumannya yang sangat tajam.
Jean-Baptiste Grenouille (Ben Whishaw) adalah seorang anak yatim piatu yang terlahir di jalanan kumuh kota Paris. Ibunya mati dihukum gantung karena dituduh mencoba membunuh Grenouille saat baru dilahirkan. Sejak bayi ia diasuh oleh Madame Gaillard di panti asuhan. Dia tidak mahir berbicara sehingga semua orang menjauhinya. Tapi dia dianugerahi indera penciuman yang luar biasa. Sayangnya, dia dijual oleh Madame Gaillard seharga 7 Franc ke sebuah pabrik penyamakan kulit yang bau, sehingga dia sangat tersiksa dengan aroma yang harus dihirupnya setiap hari.
Ketika sedang mengantarkan pesanan kulit ke kota, Grenouille mengenal cairan wangi bernama parfum, racikan seorang ahli parfum terkenal di Paris bernama Giuseppe Baldini (Dustin Hoffman). Dia sangat menyukai wangi parfum itu dan berusaha keras untuk menemukan materi apa saja yang telah membuatnya begitu wangi.
Ketika sedang sibuk mencari-cari aroma yang mungkin saja berada di antara campuran parfum itu, tiba-tiba saja ia mencium sebuah aroma yang sangat wangi yang belum pernah diciumnya sebelumnya. Ternyata aroma wangi yang diciumnya itu berasal dari seorang gadis penjual buah yang sedang berjalan beberapa meter di depannya. Gadis itu miskin jadi tidak mungkin mengenakan parfum. Jadi aroma wangi yang diciumnya itu sudah pasti berasal dari aroma alami tubuhnya.
Ketika itulah Grenouille menemukan aroma yang paling wangi di antara semua cairan parfum biasa. Aroma gadis muda yang cantik. Saking terobsesinya Grenouille mulai membunuh satu persatu gadis cantik di kota itu. Dia membuat suatu ramuan dari lemak hewan, yang bisa menyimpan aroma tubuh gadis itu. Hanya saja caranya memang aneh. Dia harus mengoleskan lemak itu ke sekujur tubuh si gadis, lalu mengeruk kembali lemaknya dari kulitnya dengan sebuah pisau. Tapi tentu saja semua gadis yang dimintanya akan ketakutan dan menolak. Akhirnya ia membunuhnya. Gadis pertama yang dibunuhnya adalah si penjual buah yang ditemukannya di jalan meski tidak sengaja.
Sejak saat itulah dia mulai membunuh setiap gadis cantik yang ada di kota itu. Seluruh penduduk kota ketakutan. Tuduhan diarahkan kepada pria miskin dan belum menikah yang bertebaran di sana. Akibatnya banyak yang menjadi korban, dibunuh karena dicurigai. Pihak gereja sudah mulai resah dengan kericuhan ini. Mereka beranggapan setanlah yang ada di balik semua kejadian buruk ini. Gereja memutuskan untuk mengundang Kardinal agar mendoakan kota itu bebas dari kekuasaan setan yang jahat.
Bertepatan dengan munculnya sang Kardinal, salah seorang penjahat yang ditangkap mengaku kalau dia adalah si pembunuh gadis-gadis muda itu. Seisi kota menjadi lega. Tak ada lagi yang merasa takut keluar malam. Mereka kembali berpesta seperti sebelum kejadian pembunuhan itu berlangsung. Tanpa mereka sadari Grenouille mengintip dari balik kegelapan, merasa beruntung dengan kejadian yang tidak terduga ini.
Sebenarnya ia mengincar seorang gadis berambut merah yang sangat cantik bernama Laura (Rachel Hurd-Wood). Hanya saja Laura berbeda dengan korbannya sebelumnya karena ia putri seorang bangsawan kaya. Sementara korban-korbannya yang lain adalah gadis miskin atau bahkan pelacur, sehingga pelacur, sehingga lebih mudah didapatkan. Lemak dari tubuh gadis-gadis korbannya itu kemudian disulingnya, sehingga berubah menjadi ekstrak parfum sebanyak satu sendok makan. Masing-masing dimasukkannya ke dalam botol kecil yang terpisah. Ketika akhirnya botol ke-24 terisi, maka tinggal Laura-lah yang harus didapatkan. Aroma tubuhnya yang akan mengisi botol ke-25.
Ayah Laura, Richis (Alan Rickman) tidak begitu saja percaya kalau pembunuh berantai itu sudah tertangkap. Dia yakin, kalau yang mengaku itu bukan pembunuh yang mereka cari, dan yang sebenarnya masih berkeliaran mencari mangsa. Karena itulah dia begitu protektif menjaga putrinya dan melarangnya berada di luar rumah terlalu lama. Tapi Laura adalah gadis remaja yang periang, dia tidak suka terlalu dikungkung oleh ayahnya. Karena itu, ayahnya memutuskan untuk membawa Laura ke luar kota dan menitipkannya di sebuah biara, sampai pembunuh itu ditangkap.
Mereka berangkat dini hari dengan naik kuda. Richis merancang agar rombongan yang membawa perlengkapan mereka berjalan lewat jalur selatan, sementara mereka berdua melewati utara. Tapi penciuman Grenouille sangat luar biasa, tidak bisa ditipu. Ia tetap bisa menemukan keberadaan Laura hanya dengan menghirup napas dalam-dalam, berusaha menghirup aroma gadis cantik itu. Diapun berhasil menemukannya dan membunuhnya ketika sedang tidur di kamar. Ia lalu menyuling lemak tubuh Laura dan mencampurnya dengan ke-24 botol kecil yang sudah dimilikinya. Terkumpullah satu botol kecil berisi beberapa mili liter inti parfum dari ke-25 gadis muda dan cantik yang sudah dibunuhnya.
Pada saat itulah Richis berhasil menangkapnya dan melaporkannya ke pihak yang berwajib. Mereka merencanakan hukuman yang sangat kejam untuk Grenouille, yaitu diikat di kayu dan seorang algojo akan memukul dua belas sendi pada tubuhnya hingga patah. Ini adalah proses kematian yang sangat menyakitkan dan lama. Sehingga penjahat itu akan merasakan sakit yang amat luar biasa terlebih dahulu, baru kemudian mati.
Ketika dijemput dari penjara, Grenouille mengeluarkan botol parfumnya dan tanpa sengaja mengeluarkan beberapa tetes ke tangannya. Tanpa diduga setelah mencium aroma parfum itu, kepala penjara berubah sikap dan tunduk menyembahnya. Ia bahkan memberikan bajunya yang mewah untuk dipakai Grenouille. Juga memberikan kereta kudanya untuk dipakai Grenouille ke lapangan tempat dia akan dieksekusi.
Ribuan massa yang sudah menunggu dengan marah di lapangan terheran-heran melihat penjahat yang akan dieksekusi itu datang dengan kereta mewah milik pejabat dan mengenakan baju mahal. Ketika ia sudah berada di atas panggung tempat eksekusinya dia mengeluarkan sapu tangan sutra dari kantongnya dan memercikkannya sedikit parfum miliknya ke ujung saputangan.
Sang eksekutor yang terlihat besar dan bengis langsung berlutut menyembahnmya dan berseru kepada orang banyak kalau Grenouille tidak bersalah. Orang-orang sampai heran. Grenouille semakin bersemangat. Ia lalu melambai-lambaikan saputangan itu ke arah orang banyak, khusunya ke arah kardinal yang berada agak jauh darinya. Seketika semua orang melayang dan seakan lupa diri. Mendadak mereka melepaskan pakaian dan bercinta dengan orang yang ada di sekelilingnya.Bahkan Kardinal pun menganggapnya malaikat dan ia pun tanpa sadar bercinta dengan perempuan yang di dekatnya.
Di akhir cerita ditunjukkan kalau Grenouille berjalan sendirian menuju ke tempat kumuh dimana ia dilahirkan dulu. Dalam perjalanan ia berpikir kalau parfum yang dimilikinya ini tak ada artinya sama sekali. Parfum itu memang bisa membuat dia memperbudak seisi dunia. Dia bisa mengirim surat yang ditetesi parfum itu kepada Paus dan mengatakan kalau ia adalah Mesias yang baru. Tapi Grenouille tidak melakukannya.
Sehebat apapun parfum itu, tidak akan bisa membuat orang lain mencintainya dengan tulus. Mereka hanya mencintainya karena parfum itu. Sementara gadis yang dicintainya, si penjual buah yang pertama dibunuhnya tidak akan hidup kembali. Meskipun dia memiliki satu tong besar parfum ajaib itu tetap saja dia akan sendirian di dunia ini. Kesepian. Akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke daerah yang membesarkannya dulu. Di jalanan kumuh kota Paris.
Sesampainya di sana, dia melihat segerombolan pengemis dan gelandangan yang sedang berkumpul mengelilingi api unggun kecil. Grenouille lalu menuangkan seluruh isi botol itu ke tubuhnya. Semua gelandangan itu menoleh dan terpesona. Dengan menjerit-jerit mereka lari mendekatinya dan mengerubunginya. Rasa cinta yang mereka rasakan begitu besar sehingga mereka semua memakan Grenouille hidup-hidup, tanpa tersisa. Tulang-belulangnya pun habis. Begitulah akhir si peracik parfum yang ahli. Tewas karena dimakan oleh gelandangan. Kekuasaan terbesar sekalipun tidak bisa membuat seseorang bahagia.
Kajian Teori
Kritisisme psikoanalitik adalah bentuk aplikasi psikoanalitis yaitu ilmu pengetahuan yang menaruh perhatian pada interaksi dari proses-proses kesadaran dan ketidaksadaran dan dengan hukum-hukum pemfungsian mental.
Kritisisme psikoanalitis dengan demikian adalah salah satu bentuk studi yang menggunakan konsep-konsep psikoanalitik untuk memahami suatu subjek permasalahan secara khusus seperti dalam bidang politik, antropologi, kritik sastra dan kajian sinema.
Penggagas awal : Plato,Nietzsche,Bergson dll. Kemudian dikembangkan sepenuhnya oleh Sigmund Freud.
Freud adalah orang yang tertarik untuk membantu orang, tetapi di bidang karirnya yang luar biasa dia juga menulis dongeng/cerita rakyat, humor, dan teater
Ilustrasi gunung es
Kehidupan mental seseorang dapat dilihat sebagai gunung es.
Puncak gunung es yang terlihat di air adalah bagian kesadaran seseorang
Sisa dari gunung es adalah bagian yang terbesar dan tidak terlihat—itulah kira-kira ketidaksadaran.
Freud menulis :….
“Apa yang ada dalam benak anda tidak identik dengan apa yang anda sadari, apa yang terjadi di dalam pikiran anda dan apa yang anda dengar darinya adalah dua hal yang berbeda”
Ini berarti kita tidak sepenuhnya mengendalikan diri kita setiap waktu, kita dipengaruhi oleh cara yang sulit untuk kita mengerti dan kita melakukan sesuatu untuk alasan yang tidak kita mengerti atau kita tidak mengakui diri kita sendiri.
Pendeknya, kita tidak sepenuhnya makhluk yang rasional yang bertindak pada basis logika dan kecerdasan,namun sebaliknya justru emosional dan hal lain yang tidak rasional atau irasional
Id, Ego dan Superego
Sigmund Frued berkeyakinan bahwa jiwa manusia juga mempunyai struktur, meski tentu tidak terdiri dari bagian-bagian dalam ruang. Struktur jiwa tersebut meliputi tiga instansi atau sistem yang berbeda. Masing-masing sistem tersebut memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri. Keharmonisan dan keselarasan kerja sama di antara ketiganya sangat menentukan kesehatan jiwa seseorang. Ketiga sistem ini meliputi : Id, Ego, dan Superego. Masing-masing sistem atau instansi memiliki peran dan fungsi sendiri-sendiri.
Id. Kehidupan psikis seseorang bak gunung es yang terapung-apung di laut. Hanya puncaknya saja yang tampak di permukaan laut, sedangkan bagian terbesar dari gunung tersebut tidak tampak, karena terendam di dalam laut. Kehidupan psikis seseorang sebagian besar juga tidak tampak ( bagi diri mereka sendiri ), dalam arti tidak disadari oleh yang bersangkutan.  Meski demikian, hal ini tetap perlu mendapat perhatian atau diperhitungkan, karena mempunyai pengaruh terhadap keutuhan pribadi ( integrated personality ) seseorang. Dalam pandangan Frued, apa yang dilakukan manusia -khususnya yang diinginkan, dicita-citakan, dikehendaki- untuk sebagian besar tidak disadari oleh yang bersangkutan. Hal ini dinamakan “ketaksadaran dinamis”, ketaksadaran yang mengerjakan sesuatu. Dalam Id berlaku : bukan aku (= subjek ) pelakunya, melainkan ada yang melakukan dalam diri aku.
Ego. Ego berfungsi menjembatani tuntutan id dengan realitas di dunia luar. Ego merupakan mediator antara hasrat-hasrat hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Ego-lah yang menyebabkan manusia mampu menundukkan hasrat hewani manusia dan hidup sebagai wujud yang rasional ( pada pribadi yang normal ).  Aktivitas Ego ini tampak dalam bentuk pemikiran-pemikiran yang objektif, yang sesuai dengan dunia nyata dan mengungkapkan diri melalui bahasa. Tugas pokok Ego adalah menjaga integritas pribadi dan menjamin penyesuaian dengan alam realitas. Selain itu, juga berperan memecahkan konflik-konflik dengan realitas dan konflik-konflik dengan keinginan-keinginan yang tidak cocok satu sama lain. Ego juga mengontrol apa yang akan masuk ke dalam kesadaran dan apa yang akan dilakukan. Jadi, Fungsi Ego adalah menjaga integritas kepribadian dengan mengadakan sintesis psikis.
Superego. Fungsinya adalah mengkontrol ego. Ia selalu bersikap kritis terhadap aktivitas ego, bahkan tak jarang menghantam dan menyerang ego. Superego ini termasuk ego, dan seperti ego ia mempunyai susunan psikologis lebih kompleks, tetapi ia juga memiliki perkaitan sangat erat dengan id. Superego dapat menempatkan diri di hadapan Ego serta memperlakukannya sebagai objek dan caranya kerapkali sangat keras. Bagi Ego sama penting mempunyai hubungan baik dengan Superego sebagaimana halnya dengan Id. Ketidakcocokan antara ego dan superego mempunyai konsekuensi besar bagi hidup psikis.Superego merupakan sistem kepribadian yang melepaskan diri dari Ego. Aktivitas Superego dapat berupa self observation, kritik diri, larangan dan berbagai tindakan refleksif lainnya. Superego terbentuk melalui internalisasi ( proses memasukkan ke dalam diri ) berbagai nilai dan norma yang represif yang dialami seseorang sepanjang perkembangan kontak sosialnya dengan dunia luar, terutama di masa kanak-kanak.
Id, ego dan superego adalah bagian dari apa yang seringkali dihubungkan dengan hipotesis struktural freud tentang pemfungsian mental
 Id perupakan representasi kejiwaan dari suatu dorongan
 Ego terdiri fungsi-fungsi yang berkaitan dengan hubungan individu dengan lingkungannya
Superego terdiri dari aturan moral pikiran kita sebagaimana suatu aspirasi atau masukan ideal kita
Id dan superego berperang satu dengan yang lain
Sementara ego mencoba untuk menengahi di antara dua hal tersebut — antara keinginan untuk kesenangan dan ketakutan untuk hukuman, antara dorongan dan kesadaran
Superego berhubungan dengan  fungsi moral dari kepribadian.
1. persetujuan dan ketidaksetujuan dari tindakan dan harapan dengan dasar ralat
2. observasi diri yang kritis
3. penghukuman diri
4. permintaan untuk perbaikan atau penyesalan untuk hal yang salah
5. memuji diri sebagai penghargaan atas budi luruh atau pemikiran dan tindakan yang diinginkan
Kita dapat menggunakan konsep-konsep dari id, ego dan superego untuk membantu kita memahami teks. Di dalam suatu teks, karakter-karakter yang ada mungkin dapat dilihat dari figur id yang penting, atau figur ego ataupun figur superego


Karakter dan Kejiwaan Tokoh Film Perfume
Vladimir Propp mengungkapkan Karakter adalah produk dari plot dimana sifat karakter hanya sebagai fungsi. Fungsi berarti karakter sebagai elemen pendukung plot. Sedangkan Tzevetan Todorov menjelaskan bahwa Fiksi memiliki 2 jenis naratif yaitu character oriented dan plot oriented.
Jean-Baptiste Grenouille
Jean-Baptiste Grenouille (Ben Whishaw) adalah seorang anak yatim piatu yang terlahir di jalanan kumuh kota Paris. Ibunya mati dihukum gantung karena dituduh mencoba membunuh Grenouille saat baru dilahirkan. Sejak bayi ia diasuh oleh Madame Gaillard di panti asuhan. Dia tidak mahir berbicara sehingga semua orang menjauhinya. Tapi dia dianugerahi indera penciuman yang luar biasa. Karena hal itulah ia membunuh gadis-gadis cantik untuk dijadikan parfum.
Karakter tokoh ini berdarah dingin, kejam, pendiam, kuat, tekun, tetapi di samping itu ia memiliki jiwa yang rapuh. Superegonya sendiri tidak dapat mengendalikan id yang dimilikinya. Id-nya mengendalikan ia untuk membunuh gadis-gadis untuk dijadikan ekstrak parfum karena jiwanya terobsesi oleh aroma mereka. Oleh karena itu ia bisa sedemikian kejam membunuh 25 gadis itu untuk menyalurkan hasrat kejiwaannya yang menyimpang tersebut.
Parfum yang ia hasilkan seperti mengandung magic, sehingga orang-orang yang tengah dalam keadaan sangat marah sekalipun dapat tunduk kepadanya. Jiwa mereka tersugesti secara spontan saat mencium aroma parfum itu. Aromanya membuat mereka seolah-olah dibuai oleh perasaan cinta yang begitu besar sehingga tanpa sadar mereka melepas pakaian masing-masing dan bercinta secara massal di lapangan tanpa peduli dengan siapapun pasangan mereka saat itu. Setelah Grebouille pergi, barulah mereka sadar akan hipnotis dahsyat itu dan jiwa mereka kembali ke asal.
Selain itu ia membunuh gadis-gadis itu kafrena ia selalu dibayangi oleh masa lalunya yang berbuat kesalahan telah membunuh gadis penjual buah yang cantik dan beraroma tubuh begitu wangi. Ia masih ingin menciumi aromanya tetapi gadis itu telah mati dan ia tidak bisa mengabadikan aroma tubuhnya. Berawal dari itulah kemudian ia mencari cara untuk mengabadikan aroma tubuh gadis-gadis cantik. Sehingga dengan berbagai cara, sampai ia membunuh 25 gadis untuk melampiaskan hasratnya.


Ibu Jean-Baptiste Grenouille
Ia adalah wanita penjual ikan yang melahirkan anak kelimanya (Grenouille) di tempat yang sangat jorok. Semua bayinya mati, bahkan Grenoille kecil yang baru dilahirkan itu dibiarkannya tergeletak di tempat kotor bersama bangkai hewan busuk, anjing, dan tikus. Ia dituduh membunuh anaknya dan dihukum gantung.
Superego yang ia miliki pun tidak dapat mengendalikan id-nya. Jiwa menyuruhnya untuk membunuh anaknya karena ia tidak sanggup menghidupinya. Padahal jika superegonya bisa lebih kuat dalam mengendalikan pikiran jahatnya ia bisa terbebas dari hukuman gantung.


Laura
Ia putri satu-satunya dari keluarga bangsawan kaya. Ia gadis cantik dan muda yang menjadi korban pembunuhan terakhir Grenouille. Laura memiliki karakter yang periang, namun keras kepala. Ciri khas karakter remaja yang tidak ingin diatur dan dikekang orang tua.




Richis
Ia adalah ayah Laura, sekaligus orang tua tunggal bagi anak gadis satu-satunya itu. Ia memiliki sifat yang peka terhadap keadaan yang buruk, protektif, pencuriga, dan penyayang.
Ia memiliki sifat seperti itu karena didasari oleh rasa sayang yang begitu besar pada anaknya. Naluri seorang ayah memang selalu ingin menjaga anaknya dengan sebaik mungkin. Apalagi Laura adalah anak gadis satu-satunya.


Gadis penjual buah
Gadis cantik berkulit mulus ini merupakan korban pertama Grenouille. Ia dibunuh secara tidak sengaja saat Grenouille membekapnya terlalu lama dan kuat karena ia menjerit saat ada orang melintas di lorong itu. Ia memiliki aroma tubuh alami yang sangat wangi sehingga Grenouille mencintainya.
Ia secara refleks terkejut dan menjerit saat ada laki-laki tidak dikenal mendekati dan membaui tubuhnya. Sebagai seorang gadis, tentunya akan takut jika didekati oleh laki-laki asing yang memiliki gelagat tidak senonoh. Hal itu memang telah tertanam dalam jiwa setiap gadis, sama halnya dengan si penjual buah itu.