Rabu, 10 Januari 2018

60+ TIPE PENGGUNA INSTAGRAM MENURUT GUEEEH




Kalau Kawan punya smarphone baru, aplikasi apa yang pertama kali Kawan pasang? Saya : tentu, Instagram! Saya pertama kali memasang Instagram tahun 2015, itu pun iseng saja.Upload foto tidak terhitung sebulan sekali dan nggak peduli ada yang follow atau nggak. Intinya, nggak niat-niat banget, asal bisa bilang “punya” saja kalau ada teman atau kenalan baru yang nanya “Kamu punya IG?” Nah, ternyata makin ke sini media sosial ini semakin ramai digandrungi, apalagi setelah Facebook mengakuisi Instagram. Tidak hanya selebritis, bahkan para pemikir serius (ilmuwan) yang saya kira jauh dari kata “narsis” pun memakai aplikasi ini untuk menunjukkan eksistensinya pada dunia. Tahun 2017 kemarin, pengguna Instagram mencapai 300 juta orang! 300 juta kepala, 300 juta karakter, 300 juta selera, ranah Instagram bisa dikatakan nyaris seramai dan sekompleks dunia nyata : dan ini, termasuk saya di dalamnya. Yang awalnya iseng, Instagram malah menjadi prioritas utama dari aplikasi-aplikasi media sosial lain di smartphone saya. Ketakterbatasan jumlah pengikut (followers), fasilitas berbagi foto dan video plus lahan yang cukup leluasa untuk menambahkan caption menjadikan Instagram sebagai wadah yang tepat untuk melampiaskan hasrat narsis manusia.
Nah, tulisan asal jeplak saya kali ini akan membahas SE-UJUNG KUKU sample dari 300 juta pengguna Instagram hasil pengamatan secara subjektif (ini menurut gueeeh ya, bukan berdasarkan metode atau teori ilmiah tertentu) saya selama tahun 2017 yang dirangkum ke dalam 60+ TIPE PENGGUNA INSTRAGAM. Kawan termasuk yang mana? Yuk, check it out!

  1. High Qulity Famous
Tipe yang satu ini merupakan King and Queen-nya Instragamers. Sesuai judulnya, pemilik akun-akun ini nggak cuma famous, tapi juga berkualitas. Bisa dari kalangan selebritis, politikus, seniman, atau sejenis orang-orang yang sering muncul di berbagai media massa. Tentu saja, followers-nya sangat banyak, dari ratus-K sampai ratus-M, yang bisa dikatakan sebagai “reward”penduduk dunia nyata atas prestasi-prestasi kerennya yang terpampang nyata, bukan dari aneka sensasi gimmick yang cetar membahana. Contoh : Oprah Winfrey, Michelle Obama, Ani Yudhoyono, Dian Sastro, Agnes Mo.

2.      Selebgram
Meskipun salah satu orientasinya dari jumlah followers, tipe ini berbeda dengan High Quality Famous. Siapapun bisa menjadi selebgram (Selebritis Instagram), termasuk saya dan Kawan semua, asal punya followers yang bejibun. Darimana datangnya segudang pengikut itu? Harusnya sih bukan beli dari jasa penyuntik followers(kalau gueeeh horang kayah, bisa juga kaleee beli akun 500K followers dan siap nerima endorse), tapi asli dari penduduk dunia nyata yang mengikutinya karena akun itu punya sesuatu yang menarik untuk diikuti. Biasanya, akun-akun selebgram isinya stylish banget, hasil jepretan kamera mahal+ahli, unggahan bertema (fashion, personal blog, vlog), dan punya ciri khas. Tidak heran bila kebanyakan dari pemilik akun ini menerima jasa paid promote dan endorse. Yang lebih keren, mereka punya brand produk sendiri untuk dipasarkan. Sebagai followers setia, Kawan pastinya tertarik dong buat order... Contohnya yang paling hits : Ria Ricis. 

Sumber : Akun Instagram @bennyjurdi


3.      Blogger
Rata-rata pengguna Instagram berkategori blogger merupakan selebgram (berpengikut banyak). Bedanya, para blogger sangat mengutamakan kualitas unggahan (foto profesional + caption informatif berbobot dan berciri khas), unggahan spesifik, dan mengundang pengikut-pengikutnya meng-klik tautan di bio untuk membaca unggahannya secara lengkap dalam blognya. Contoh : Travel blogger, fashion blogger, foodie blogger, lifestyle blogger.

4.      Olshop
Khususon di Indonesia, akun-akun semacam ini tumbuh seperti jamur di musim hujan. Coba deh Kawan follow satu-dua artis berpengikut ber-million-million, pasti Kawan punya tambahan followers dari kalangan “pembesar” (u-know-what-i-mean) dan jasa transfusi followers+like. Nah, itu merupakan contoh olshop. Akun ini khusus dipakai untuk jualan online. Ada yang dikelola secara profesional dan terpercaya, dan tidak sedikit pula yang abal-abal. Biasanya akun-akun ini  bekerjasama dengan akun orang terkenal (endorse), mem-follow akun-akun ber­-followers banyak (minimal 10K), dan tidak jarang yang berpromosi langsung di DM dan kolom komentar. 

5.      Motivator
Akun tipe ini cocok banget di-follow kamu, kamu, kamu yang lagi galau, baru putus cinta, rugi usaha, terpuruk di sudut gelap dunia dan nyaris terjerumus jurang maksiat, atau kamu yang memang butuh nasihat-nasihat bijak untuk menjalani hidup positif. Iya sih....hidup itu tidak semudah cocote Ma**o T*g*h. Yang gueeh butuhin sekarang duit buat beli nasi rames, bukan quotes lo yang nggak bisa bikin kenyang perut gueeh!)

6.      Surgawan-Surgawati
Pemilik akun ini bisa perseorangan (tokoh agama) maupun komunitas/grup. Tipe Instagramer ini isi akunnya bikin adem, bawaannya pada orang yang ngepoin akun ini berasa berlumur dosa dan pingin segera tobat. Rasa-rasanya nggak ada deh unggahan-unggahan yang melenceng dari syariat-syariat agama. Dampak seperti itu ditimbulkan oleh pemilik/admin yang memang dasarnya bijak dan pengetahuan agamanya luas. Tapi ada juga lho akun semacam ini yang unggahannya malah menyinggung ummat. Misal, “Ini yang umur 17 udah nikah. Kamu yang umur 25 tahun belum menikah, ngapain ajaaaa?”(Emang situ Tuhan yang bisa ngasih jodoh?Kan aku yang belum laku-laku jadi tersungging!!! Siapa siiiih yang pingin jomblo seumur-umur??? Ah sudahlah...mereka kan manusia juga, bukan malaikat yang selalu benar).

 
7.      Fotografer
Apa yang paling menonjol dari tipe Instagramer ini? Tentu saja : fotonya yang berkualitas tinggi plus caption infromatif. Ada yang profesional, seperti fotografer Paul Nicklen untuk National Geographic dan @riomotret di Indonesia. Selain itu ada pula yang freelancer atau pehobi. Bagi pehobi, tak jarang pula mereka mengikuti lomba fotografi, memberikan tips-tips fotografi, jenis-jenis lensa plus pengaturannya, lengkap dengan ajakan hunting foto bareng. Biasanya mereka merupakan member klub fotografi, sebut saja Instanusantara, Geonusantara, SPi, dsb. Biasanya, tipe ini lebih seneng motoin daripada difotoin. 

8.      Temennya Fotografer
Salah satu hal yang paling menggembirakan saat traveling adalah jalan bareng fotografer. Iyalah! Secara gitu, mereka lebih seneng motoin dan gueeeeh pada dasarnya memang lebih seneng difotoin (kedip-kedip ganjen). Sejelek apapun latarnya, hasil fotonya pasti kece badai! Dijamin, untuk beberapa hari (atau bulan) ke depan, unggahan di IG Kawan bakal menarik hati para calon followers. Tapi ngenesnya yang beberapa kali saya jumpai, Temennya Fotografer followers-nya lebih banyak daripada sang fotografer itu sendiri. T_T

9.      Selfie Ergo Sum
“Aku selfie, maka aku ada.” Aku nggak selfie, dunia kecewa. Ratusan unggahan isinya cuma 1 tema : pas foto dari berbagai angle, termasuk mirror selfie (biasanya di kamar pribadi, kamar pas, lavatory). Senjata utama : B612, Beauty Plus, Camera 360 (lebih bagus kalau ada gambar apelnya). No caption needed, atau kalau lagi mood mentok-mentoknya pakai quotes galau atau kalimat yang nggak jelas tujuannya semacam “Lagi bete aja...”

10.  Chibi Chibi Chibi Hag Hag Haaaaag!
Tipe Instagramers yang satu ini biasanya para ABG cewek yang sadar dirinya syantik atau imoet-imoet dan ABG cowok yang juga sadar dirinya kece. Di kolom komentarnya banyak orang iseng yang sekadar nulis “cantik” dan “minta pin dong!” Caption berisi seputar quotes percintaan dan ungkapan kegalauan, ditambah hashtag #like4like, #follow4follow tapi pada kenyataannya...follow4unfollow, hiks...

11.  Cicit-Cuit
Jempol tipe Instagramer ini kayaknya gatel banget kalau nggak diutek-utek di layar buat nulis komentar sana-sini (langsung di kolom komentar, atau malah dijadikan status khusus secara panjang lebar di IG/Facebook mengenai hal yang menggelitik dalam unggahan akun orang lain). Selain itu dia juga doyan bikin grup rumpi di fitur Direct Message. 

12.  Oom Ganjen
Tipe Instagramer ini berasal dari kalangan pria berumur matang, yaitu semacam oom-oom yang sadar dirinya keren atau good looking. Si Oom ini seneng banget foto selfie berpakaian maskulin, pamer otot di gym, dan menuhin stories dia dengan pose muter-muter sambil senyam-senyum yang diambil pakai action cam. Oh ya...sstt! Yang tipe ini gampang banget lho digodain... (oleh akun cewek cantik tentunya), tapi tidak terang-terangan berganjen ria di kolom komentar (iyalah, takut disemprot bininya!) Kasih aja love di beberapa foto pamer ototnya, pasti langsung DM kamu! Hiiiy mitamit.

13.  Jempol Gatel
Ini termasuk sub-tipe Oom Ganjen. Punya akun IG cuma buat dipakai nontonin akun-akun nakal. Nonton doang sih okelaaah buat iseng (namanya juga cowok, ye kan?). Kalau tipe ini, kayaknya gatel banget kalau jempolnya puasa semenit untuk tidak nulis komentar “cantiknya…”, “seksi”, “minta pin dong…”, "uuugh....gede!", dan aneka komentar cabul lainnya.

14.  Sok Seleb
Ini nih tipe Instagramer yang paling bikin eneg! Padahal kenal, tapi nggak follback. Dikomen nggak bales, DM cuma di-read doang, seolah-olah orang lain itu cuma remah-remah rengginang di kaleng kong guan T_T Unggahan-unggahannya selalu beraroma  seleb wannabe (pasti tahu kan bedanya yang real sama yang aspal...). Halu!

15.  Jurig (Hantu)
Bahasa kerennya : ghost followers. Ada dalam daftar following/pengikut, tapi sama sekali belum pernah berinteraksi dengan akun yang diikutinya (berkirim komentar atau sekadar memberi love satu kali). Ada dua jenis jurig : 1) dia punya akun IG hanya sekadar punya dan jarang upload foto, dan 2) punya akun IG serius tapi jarang banget kepo unggahan orang lain.

16.  Hashtag (Tagar) Mania
Tipe Instagramer yang satu ini sepertinya kurang afdol kalau setiap unggahannya tidak ditambahi hashtag. Bukan cuma maksimal 5 hashtag, banyak di antaranya yang semaksimal space caption isinya hanya tagar tanpa keterangan lain. Ada banyak alasan mengapa tagar begitu penting bagi tipe ini : ingin memperoleh like banyak, mencari peluang fotonya di-repost akun besar, atau bertujuan memperkenalkan unggahannya ke khalayak yang lebih luas.

17.  Repost-er
Tipe Instagramer ini kebanyakan berupa akun komunitas/grup dan kumpulan foto tematik-spesifik, serta dikelola oleh admin (perseorangan atau beberapa orang). Biasanya di bio akun tercantum ajakan untuk menggunakan tagar tertentu, tag akun komunitas, dan memenuhi syarat agar unggahan Kawan memiliki kesempatan di-repost. Contohnya @instanusantara, @urbanhikers, @wanitagunung

Like Bomber
18.  Males Baca
Prinsip tipe Instagramer ini : yang penting ngasih love atau berkomentar sesuai gambar, tak peduli secanggih apapun caption-nya. Biasanya nih, tipikal semacam ini memantik kesalahpahaman di kolom komentar sehingga memantik pertengkaran. Misalnya, pada foto seorang pendaki yang berpose manis sambil memamerkan buket bunga Verbena Brasiliensis di Oro-Oro Ombo Gunung Semeru dia berkomentar dengan pedenya : “Dasar perusak alam!” tanpa membaca caption yang menjelaskan secara detail-ilmiah mengapa bunga tersebut direkomendasikan untuk dicabut. Membaca caption saja males, bagaimana bisa mewujudkan Indonesia yang literate? Think smart ya, Guys.

19.  Like Bomber
Ada tiga tipe likers : yang rutin memberi love setiap unggahan, jarang memberi love (seketemunya unggahan kita di berandanya), dan love dirapel. Nah, like bomber itu tipe likers yang ketiga. Mungkin dia lupa bahwa kami saling follow. Suatu saat unggahannya tidak sengaja di-love, dia sengaja mampir ke akun kita untuk memberi love dari unggahan terakhir sampai unggahan yang jauuuuuuh di bawah. Mungkin sebagai wujud permohonan maaf dan biasanya saya membalasnya tanpa banyak komentar. Ada juga nih tipe like bomber yang menyukai banyak foto kita dengan harapan di-follback atau di-likeback.

20.  Like Hunter
Bagi tipe ini, semakin banyak love pada unggahannya ia merasa populer atau eksistensinya “dihargai.” Apapun caranya, halal atau haram, sekalipun harus bayar tidak peduli, yang penting berhasil mengumpulkan banyak love! Caranya macam-macam : menjadi like bomber, melakukan paid promote, memakai banyak hashtag terutama #likeforlike #spamlike, follow banyak artis dengan harapan banyak olshop yang mampir ke unggahannya, promosi di stories dan berbagai media sosialnya.

21.  Followers Sejati
Ini sih rezeki! Hehehe. Akun ini setia follow akun kita, memberi love dan berkomentar baik meskipun kita tidak follow back dengan berbagai alasan yang tentu saja tidak kita ungkapkan ke dia (unggahannya kurang menarik, tidak kenal, banyak-banyakin jumlah following, dsb). Tapi jangan sombong ya... Meskipun tidak mem-follback, tidak ada salahnya kalau kita (yang bukan seleb super sibuk ini) merespon komentarnya dengan baik. Minimal memberi love pada komentarnya.

22.  Posting Bomber
Instagramer yang satu ini doyaaaan banget posting! Saya cape-cape scroll layar isinya cuma unggahan dia doang. Tidak apa-apa sih kalau kualitas unggahannya bagus. Tapi kalau pengikutnya merasa terganggu, bisa-bisa unggahannya dianggap spam dan Kawan malah di-unfollow

23.  Instagramer Polos
Tipe Instagramer ini hanya tahu bahwa IG hanya untuk mengunggah foto + caption, mengikuti akun yang disukai dan mem-followback hampir semua akun yang follow akunnya. Pemilik akun ini tidak berupaya memperbanyak followers dan likers, juga tidak akan tahu siapa yang meng-unfollow akunnya. 

24.  Jelangkung
Datang tak dijemput, pulang tak diantar. Tipe ini merupakan followers fana. Sekarang mengikuti kita, tak lama kemudian unfollow kita. Terus saja begitu, berulang-ulang. Biasanya tipe Instagramer ini dari kalangan onlshop (segelintir), jasa suntik followers, akun caper, dan akun-akun robot. 

25.  Fakir Followers
Cuma satu kata yang bisa mendeskripsikan tipe Instagramer ini : licik! Modus operandi fakir followers menggaet mangsa sangat klasik, yaitu dengan mengikuti akun kita terlebih dahulu, kadang berbaik hati memberi love untuk menarik perhatian. Unggahannya cukup bagus, sehingga si calon mangsa akan tertarik memberi love balik dan klik follow back. Begitu mangsa terperangkap, dengan segera si pelaku meng-unfollow mangsanya dengan harapan aksinya tidak tercyduk.

26.  Followers Detective
Jangan macam-macam dengan akun ini kalau kamu termasuk golongan fakir followers! Siapapun yang follow, unfollow, ghost followers, dan memblokir akunmu, dia pasti tahu. Kok bisa? Iyalah... Coba deh Kawan buka App Store atau Google Play, cari aplikasi semacam “followers detector” dan pasang di smartphone Kawan. Buktikan hasilnya.

 27.  Remah-Remah Seleb
Ini termasuk sub-tipe fakir followers, tapi tidak sekejam itu. Modus operandinya sederhana tapi bikin jempol cape dan beresiko kena block dari pihak Instagram. Caranya, follow akun-akun berpengikut banyak (dianjurkan yang ratusan ribu-jutaan) agar tidak kentara kalau di-unfollow dan tidak peduli jika kamu unfollow, tunggu selama beberapa saat sampai Kawan memperoleh tambahan followers. Setelah notifikasimu sepi, unfollow semua akun itu dan repeat sampai puassss. Tapi, followers yang diperoleh dari cara ini bersifat sementara dan harus Kawan upgrade. Cape kan? Good luck ya, Rengginangnya Incessss! ^_^

28.  Akun Setengah Robot
Pemilik akun ini menganggap bahwa banyaknya followers merupakan satu-satunya hal yang bisa menjadikan dia sebagai orang populer, layak diikuti dan dipercaya. Jumlah following yang tercantum beratus ribu-jutaan tidak sepenuhnya akun manusia, tapi bercampur dengan akun-akun robot yang diperoleh dari membeli followers. Pemilik akun semacam ini pun ada sub-tipe lain, yaitu yang bertujuan untuk meningkatkan omzet bisnisnya.

29.  Horang Kayah
Pemilik akun tipe horang kayah lebih dahsyat daripada Akun Setengah Robot dalam hal membuang fulus demi “eksis” di Instagram. Apapun yang ada dalam akunnya tidak lepas dari “pengorbanan.” Pengorbanan membeli followers, membeli like, memberi views, paid promote, membayar fotografer, membayar kemewahan guna mencolok mata pemirsa media sosial.
 
30.  Gembokers
Meskipun media sosial membuka lahan luas untuk self-introducing pada dunia, tipe Instagramer ini tetap berprinsip bahwa hal pribadi hanya boleh dikonsumsi orang-orang terdekatnya saja. Tipe ini pasti akunnya bermode private. Selektif demi keamanan dan kenyamanan. Oh iya, ada juga sub-tipe lain yang menggembok akunnya hanya untuk memancing kepenasaranan calon pengikut dan mencegah masuknya fakir followers.

31.  Cepat Saji
Manusia tipe ini tidak mau repot. Baginya, kalau bisa beli akun 250K followers siap pakai, kenapa harus capek-capek membangun “eksistensi” dari 0 followers? Capek kali Jeeeeng nyari 100 followers juga, apalagi kalau ente bukan “siapa-siapa” (termasuk gueeeh). Tapi, kalau Kawan memang punya budget dan akan menjadikan akun IG-mu sebagai ladang bisnis (endorse, dll), memang enaknya beli akun yang siap saji.

32.  Tutup Panci
Instagramers ini merupakan sub-tipe Gembokers. Bedanya, akun ini tidak konsisten dalam menerapkan mode private. Sekarang dibuka, sebentar lagi ditutup. Terus saja begitu, mirip anak gadis yang baru belajar masak nasi liwet.

33.  Pelintas Batas
Tipe ini kebalikannya dari gembokers dan “sadar” bahwa media sosial tidak berbatas negara, suku, agama, ras, dan antar golongan. Instagramer Pelintas Batas biasanya membuka akunnya lebar-lebar, mem-follow akun-akun pribadi dan komunitas dari berbagai negara sebagai upaya membuka pertemanan baru, dan terbuka untuk berkomunikasi secara khusus melalui Direct Message. Biasanya akun ini menulis caption dalam Bahasa Inggris, bilingual, atau menggunakan bahasa nasional sesuai EYD agar dapat diterjemahkan dengan mudah oleh followers asing dengan menggunakan fasilitas translation di Instagram. Prinsipnya, bebas terbatas, dalam artian bebas menjalin pertemanan dan berhak memutus pertemanan online bila terjadi sesuatu yang bersifat mengganggu (followers yang tidak sopan, mesum, dsb).

34.  Formalin
Ini sih gueeeeh banget : Si Pengawet Foto. Foto dari momen  abad berapapun sebisa mungkin diracik dengan bumbu-bumbu pada caption agar berkesan fresh. Sebut saja momen #falshback , atau memberi caption berupa informasi-informasi kekinian yang dikolaborasi dengan foto “jadul” tersebut. Meskipun jalan-jalannya cuma setahun dua kali, tapi unggahannya seolah no day without traveling

35.  Hide and Seek
Tipe hide and seek bisa jadi dia adalah tipe Formalin. Tapi kemungkinan terbesar, jenis ini merupakan orang yang suka privasi. Setiap hari ia bisa posting foto di lokasi berbeda-beda, IG stories dia tidak menunjukkan lokasi yang spesifik, dan mematikan layanan GPS untuk akun-akun media sosialnya. Sehingga, tak heran bila followers-nya, terutama teman dari luar daerah, yang bertanya “Kamu lagi dimana?”, “Sebenernya kamu lagi dimana sih?”  Hayyyoooo....aku lagi dimana? Kepo deh ih!

36.  Fresh from the Oven
Instagramers ini kebalikannya dari Formalin dan Hide and Seek. Rata-rata yang diunggahnya merupakan foto yang diambil pada hari itu, lengkap dengan geo-tagging dan caption plus tagar berbau “today” dan “....of the day.

37.  Semut
Bahasa real untuk tipe ini adalah spammer. Dimana ada akun berpengikut banyak, di situ “semut” bergerombol. Tipe ini tidak akan tanggung-tanggung dalam membombardir kolom komentar akun tujuan. Sehingga kalau Kawan mengecek komentar artis yang berjumlah ribuan isinya cuma : Cek IG kita kakak....follback dong kakak...krim pembesar...pemutih instan...pelangsing ampuh...followers instan.

38.  Dramakuin
Lagi marah? Mencak-mencak di stories. Putus cinta? Galaaaaau lebay terus di caption, seolah dunia akan kiamat besok. Lagi sebel? Semua isinya tentang sindir-menyidir, lengkap dengan meme-meme peramai suasana. Lagi banyak duit? Pamernya nggak ketulungan. Stories, foto, caption, tagar, semuanya harus mewakili perasaan dia. Dan pemirsa, WAJIB ikut merasakan betapa menderitanya dia.

39.  Omnivora
Kalau unggahan di Instagram disamakan dengan selera makan, maka tipe Instagramer yang satu ini disebut Omnivora, alias pengunggah segala atau bisa juga dikategorikan random posting. Kalau tipikal Omnivora memperhatikan estetika, foto biasanya diedit dengan (misal) square fit di Picsart untuk memberi jarak dengan foto lain, atau unggahan diatur berdasarkan tema, biasanya 3/3 agar rapi (3 unggahan tema pantai, 3 di atasnya bertema pesawat, dan seterusnya).

40.  Presisionis
Sesuai dengan namanya, Instragramer ini mengutamakan kerapian unggahan. Segalanya harus presisi dan serasi, termasuk dalam hal penggunaan filter.

41.  Tutor
Tipe tutor mengkhususkan akunnya untuk berbagi tutorial, misal tutorial make up, memasak, DIY, life hacks, kerajinan tangan, dsb. 

42.  Spesifik
Sesuai namanya, Instagramers jenis ini menggunakan akunnya untuk mengunggah satu passion yang sangat “dia banget.” Misalnya, kalau dia doyan banget naik gunung pasti unggahannya tentang semua pengalaman pendakian dia. Tak ada hal lain! Hal-hal yang menyangkut kehidupan sehari-harinya cukup diunggah via Stories.

43.  Quotes-Note
Tipe pengguna Instagram ini punya ciri khas selalu mengutip quotes tokoh-tokoh terkenal untuk caption, apapun itu konten unggahannya. Nyambung nggak nyambung, yang penting quotes canggih!

44.  Caper Baper
Ini kayaknya Instagramers “ngebet famous” yang paling ngenes. Kok bisa? Iyalah! Sudah capek-capek bikin karya keren (misal lukisan seorang selebgram/selebritis), nge-tag akun orang yang menjadi objek karyanya dengan harapan orang itu memberi love, pujian manis, dan syukur-syukur di-repost biar jadi ikut beken, eh malah dicuekin! Kan jadi baper! Ujung-ujungnya malah ngedumel,”Dih! Sok ngartis banget ni cewek! Cuma pelayan penumpang doang belagu amat! Nggak ngehargain usaha orang!” Ada benernya juga sih... Tapi positive thinking aja ya, Bro... Secara diakan fansnya bejibun, mungkin unggahanmu tertindih-tindih love/komen/tag/mention akun lain yang berdesakan dan bertujuan sama, hehehe.

45.  Shopaholic
Kalau user lain punya akun IG hanya untuk self-introducing dan bersosialisasi online, tipikal shopaholic menggunakan akunnya plus untuk melampiaskan hasratnya berbelanja. Aktivitas utamanya saat buka IG adalah kepo akun-akun olshop terkenal atau mencari barang yang diinginkan via tagar, lalu berlanjut chat WA/Line untuk komunikasi lanjutan sampai deal. Yang termasuk kategori ini adalah akun yang tidak hanya melakukan sekali dua kali transaksi online, tapi “hampir selalu”!

46.  Storyteller
Instagramers tipikal Storyteller sepertinya bakal gelisah bin super galau kalau nggak ada koneksi intenet. Kalau Kawan buka IG, pasti Stories akunnya selalu muncul di beranda dan kalau dibuka, garis-garis Stories-nya nyaris rapat nggak cuma dua-tiga strip. Isi Stories-nya beragam. Rata-rata berisi live, momen seru jalan-jalan, dengerin musik + lengkap dengan sedikit cerita tentang sesuatu di balik itu, kongkow sambil makan, geret koper di airport, selfie yang mukanya jadi hewan/berkacamata (itu lho...apa sih namanya?), new post, pengumuman, atau sekadar bikin Boomerang. Biasanya Storyteller ini punya jarak waktu/tidak terlalu sering dalam menambah unggahan konvensional. 

47.  Cerpenis
Biasanya Instagramers tipikal Cerpenis pada dasrnya memang suka nulis. Jadi, space pada kolom caption dirasa kurang memuaskan sehingga seringkali tulisannya meluber ke kolom komentar atau dilanjut dalam blog. Caption tipikal cerpenis biasanya berbobot, sekalipun itu Cuma ungkapan kegalauan dia karena nggak jadi nyuci gara-gara hujan,tapi “musuh” bagi Instagramers Males Baca yang pasti langsung komen “ni caption apa novel?”

48.  10 in 1
Ini tipe Instagramers yang lahir setelah Instagram menyediakan fitur multiple uploadi. Daripada menuh-menuhin jumlah post dengan foto yang setema, mending diunggah borongan! Simple, irit tempat, irit ngomong.

49.  5 in 1
Tipe 5 in 1 berlaku untuk Instagramers yang punya akun lebih dari satu. Aplikasi IG yang Cuma 1 dipakai untuk membuka semua akunnya sekaligus (maksimal 5).

50.  Satu Untuk Semua
Bahasa ilmiahnya tipe ini adalah Linked Account. Semua akun media sosialnya disinkronisasi. Jadi, kalau dia upload di Instagram, maka semua media sosialnya pasti berisi unggahan yang sama.

51.  Geli-Geli Basyaaaah
Apanya? Caption-nya lah! Bikin geli di hati dan basah di mata karena kebanyakan cekikikan sendiri. Ini mirip tipe Cerpenis, tapi pilihan kata-katanya jenaka tapi cerdas, ringan dan ngalir sehingga nggak bakal terasa sudah kepo terlalu bawah di akunnya gara-gara keenakan baca caption tiap ungghan. Nih contohnya : @fitropfitrop, @bennyjurdy.

52.  Spanduk
Instagramers semacam Spanduk ini berbakat hebat jadi tim sukses Pilkada atau kalau punya modal gede boleh juga lo ikut nyaleg. Seperti halnya spanduk yang berisi “informasi penting” di khalayak ramai, mereka menganggap bahwa akun dirinya juga sangat penting untuk diperhatikan orang sejagad. Si Spanduk nggak kenal lelah bergerilya di kolom-kolom komentar unggahan akun besar (misal @natgeo) dengan copy-paste promosi andalannya : Hallo! I am Spanduk from Antah Berantah. If u r available, please visit my world traveling account. I’ll follow and like u back. Thank youi! (Nyatanya omdo :-P )

53.  Pelawak
Tipe Instagramers ini memang bikin akunnya khusus untuk menghibur orang (plus menerima endorse), bisa berupa video (contohnya @d_kadoor), komikus (@tahilalats, @komikinaja), maupun repost-er (@dagelan, @9gag).

54.  Kids (Zaman Now?)
Ditulisnya bukan “Zaman Sekarang” tapi “Zaman Now” untuk mendeskripsikan betapa “ajaibnya” Instagramers tipe ini dan mempertanyakan : apakah iya tipikal kids seperti ini sudah dianggap ”lumrah” atau “konvensional” di zaman sekarang? Siapa saja tersangka yang dimasukkan ke dalam golongan ini? Ini dia : 1) Kids yang sudah difasilitasi smartphone sejak SD dan kurang/tanpa filter dari orang tua, 2) Kids yang dengan pedenya mengunggah kisah kasih dan gaya pacaran alay di media sosial, 3) Kids selebritis (generasi kids pengguna aplikasi lipsync). Khusus yang ini ada 2 sub-tipe,yaitu generasi kreatif (menggunakan kecanggihan ponsel pintar untuk unjuk bakat dan kreativitas) dan generasi selebritis wannabe (tingkah sok ngartis karena merasa dirinya banyak fans, gaya bahasa keriting-belepotan gehoool getoooh!, tidak segan-segan melakukan “war” dengan sesama “seleb”). 4) Cabe-cabean. Ini? Oops! Nooooo comment!  

55.  Intel
Pemilik akun tipikal Intel ini bukan Instagamers dari kalangan polisi, detektif, dan agen rahasia sekelas CIA, tapi user dari rahan sipil yang agak sedikit punya bakat “menyelidik” (baca : kepo). Kalau di lingkungan dunia nyata dia punya mata setajam elang dan kuping sesensitif serigala, di dunia maya dia punya senjata jempol kuat untuk scroll unggahan akun target sampai ke unggahan pualing juadul, dan kesel banget kalau HP nge-lag saat dituntut serba cepat slandap-slundup masuk kesana-kemari. Namanya juga Intel, mesti detail doooong keponya! Sebenernya objeknya nggak penting-penting banget sih, paling cuma akun mantan, saingan eksistensi, gebetan baru, dan pacar baru mantan. Biasanya nih mereka pakai akun palsu untuk mencegah hal-hal yang bisa menewaskan harga diri seketika (nge-love foto 5 tahun yang lalu, misalnya). Ya udah, daripada mubazirin kuota buat kepoin mantan yang nyata-nyata udah buang nama kamu ke dasar palung Mariana, mendingan kepoin dan follow IG gueeeh aja : @yuliafedorovski (kibas rambut S*ns*lk).

56.  Kompor Mbledug
Instagramers jenis ini termasuk kaum yang dilaknat Tuhan dalam kitab-kitab suci: pemfitnah dan provokator keributan.

57.  Mak Rumpi
Karena akun di media sosial mewakili karakter nyata, tipe Instagramers semacam ini diasumsikan sebagai prajurit garda depan kaum bigos (biang gosip) di dunia nyata. Kalaupun bukan bigos, setidaknya dia tahu banget atau yang lebih dulu tahu/menduga-duga tentang banyak hal dalam keluarga dan tetangganya. Di ranah Instagram, hobi olahraga mulut ini banyak wadahnya. Tapi wadah untuk nyinyirin anak gadis tetangga yang tekdung atau Si Fulanah selingkuh dengan Si Fulan, melainkan untuk mengomentari....sepak terjang selebritis. Dari mulai kekerenan prestasinya, sampai ke semua borok yang tercium publik. Penting banget nggak sih? Ya penting bangeeeeeut! (Bagi mereka).

 58.  Haters
Menurut saya, spesies Haters ini merupakan Instagramers paling mubazir. Kenapa? Jam kerja yang sebenarnya bisa dipakai untuk mengolah skill dan menghasilkan uang malah dipakai untuk menguntit objek untuk membongkar aib-aibnya. Jam petang yang bisa dimanfaatkan untuk bersantai dengan keluarga atau ngajarin anak malah dipakai untuk menghujat orang-orang yang nggak dia kenal. Di mata haters, semua yang dilakukan objeknya adalah salah total! Buat apa sih? Nabung dosa iya, nabung gangguan jiwa iya. Kebanyakan tipe ini berani mangap di medsos doang. Coba deh didatangi langsung, berani buka mulut nggak?

59.  #ripenglish
Tipe Instagramers ini hobi banget berkomentar #ripenglish dalam unggahanakun orang lain yang dia nilai ada kesalahan penulisan Bahasa Inggris pada caption-nya. Sebelum semakin jauh berlagak, coba jawab dulu tes kecil dari saya ini: mana yang sesuai EYD, nasihat/nasehat? Praktek/praktik? Kerjasama/Kerja sama? Udah bisa jawab? Lanjut! Apa arti kata ejawantah, abreviasi, unduh, dan daring?  Nah, kalau lo masih heran dalam Bahasa Indonesia ada kata-kata semacam itu, nggak usah sok-sokan  English deh! Asal lo tahu aja(cieeeh gaul banget pake kata lo-gue), berkomunikasi dengan English NATIVE SPEAKER di media sosial tidak akan mempersoalkan seberapa bagus/buruknya English kamu, yang penting sama-sama paham. Nah, di situ kamu bisa sekalian belajar tanpa harus gengsi-gengsian. Kecuali kalau itu di forum ilmiah/diplomatik, wajar kalau English-mu dituntut untuk peeerrrrrrfect.

60.  Tukang Pamer
Asli, tipe Instagramers ini bikin eyes rolling. Foto, video, Stories, caption, hampir semuanya menjadi lahan pamer. Punya uang banyak, di-upload lembaran-lembarannya. Punya iPhone baru, langsung mirror selfie dan diberi caption “alhamdulillah, rezeki akhir tahun.” Agamis sih kalimatnya, tapi mengandung maksud lain. Coba caption-nya biasa aja, nggak bakal dicap pamer HP baru. Bukan cuma masalah “harta”, pamer di sini sudah masuk ke ranah-ranah paling private semacam ibadah dan body.

61.  Tukang Catut
Tipe Instagramers ini sepertinya punya masalah dengan kepercayaan diri. Unggahan-unggahannya banyak yang diperoleh dari “jalan haram” : nyolong foto orang lain (kalau agak kreatif, di-crop atau diberi filter biar agak beda) atau dari Google dan diunggah tanpa menyertakan sumber. Oh iya, ada juga lho beberapa selebritis yang tercyduk pemirsa nyolong foto dari Google dan diakuin foto sendiri.

62.  Fake Account (Akun Palsu)
Akun palsu (fake account) ini bisa jadi termasuk tipe Tukang Catut, Haters, Kompor Mbledug, dan Intel. Unggahan di dalamnya merupakan hasil catut dan diatur sesuai tujuannya. Biasanya akun semacam ini digunakan untuk kepo-kepo, mengetes kepribadian target, mengetes pasangan,  dan lebih jauh, untuk tujuan yang melanggar hukum.
            Itulah ke-60+ tipe Instagramers menurut gueeeh. Akhir kata, ini cuma just for fun  dan tidak bermaksud menyinggung banyak umat. Lebih kurangnya, maapkeun yeees? Namanya juga “menurut gueeeh”, sudah sangat jelas bahwa penjabaran di atas disusun secara subjektif suka-suka saya. Terima kasih sudah sabar membaca ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar